October 2016

21

Liburan singkat ke Bogor

Posted on Wednesday, October 26, 2016

Beberapa minggu kemarin, rumah saya tiba-tiba diserang sama laron. Pertama hanya beberapa ekor, lama-lama kok makin banyak aja sampe bisa puluhan. Ngeri banget karena mereka ada hampir diseluruh rumah. Papa saya langsung hubungi tukang bangunan yang renov rumah kami minta tolong disemprot anti rayap. Tapi, konsekuensinya rumah pasti bau dan kita gak mau ambil resiko obatnya terhirup sama bayi berumur 2 bulan.

Tadinya kami pikir mau nginep di hotel dekat rumah saja sehingga gampang bolak-baliknya kalo butuh apa-apa. Tapi dasar papa saya orangnya demen jalan, dia langsung memberikan ide untuk disemprot hari sabtu saja jadi kami bisa sekalian jalan-jalan ke luar kota. Pilihannya tentu yang gak jauh-jauh, antara Puncak, Bogor, atau Bandung.

Setelah browsing sana sini kami memilih yang paling dekat yaitu Bogor dan nginep di hotel Novotel.

Hey, ini perjalanan perdana Theo ke liar kota loh! :)

Kami berangkat dengan 2 mobil, saya, suami, anak-anak, dan sus. Kemudian satu mobil lagi untuk mama dan papa saya. Mama dan papa saya berangkat siangan nunggu tukangnya selesai kerja, sedangkan saya kabur pagi-pagi sebelum tukangnya kerja.

Jalanan cukup lancar hanya tersendat di pintu tol saja. Kami sampai di Bogor jam 11an dan langsung menuju Lemongras yang tersohor itu untuk makan siang. Sayangnya parkirnya penuh dan kami males kalau harus parkir jauh sambil nenteng 2 anak. Sepertinya saya belum jodoh dengan Lemongras, padahal penasaran loh.

Googling-googling dan kami memutuskan untuk makan siang di Kedai Kita. Restorannya ramai tapi pelayanannya cepat. Makanannya pun enak dan harganya reasonable. Yang saya kurang suka malah dekornya karena model rumah kuno. Kalau malam pasti angker.

I Fumie hotplate yang katanya paling terkenal. Enyaaakkk.
Selesai makan kami langsung menuju hotel. Main di hotel sesorean sambil nunggu papa mama saya datang untuk makan malam.

Malamnya saya merasa males keluar karena kurang tidur. Lagian Theo juga suka rewel kalo diajak jalan malam, curiga dia takut gelap. Akhirnya saya titipin Grace dengan sus aja deh untuk pergi makan malam. Saya dan Tomo stay di hotel istirahat plus jaga bayi. Lumayan, capeknya ilang sedikit. Malah Grace yang terlihat kecapekan karena keesokannya rewel maksimal.

Paginya kami breakfast yang dilanjutkan dengan main main lagi di daerah outdoornya. Menu breakfastnya lengkap pake banget. Enak sih, tapi ada beberapa yang keasinan. No problem buat saya, karena masih banyak pilihan lainnya.

Yang saya kecewa justru kolam renangnya. Kami berharap kolam renang yang besar standar hotel berbintang. Tapi yang kami temukan malah bentuk kolam memanjang yang sempit. Aneh lah designnya. Kolam anaknya juga kecil banget, sampe saya males ajak Grace berenang. Padahal kami sudah bawa ban renang segala loh.

Untungnya ada permainan lain ala-ala ninja warrior. Grace lama main di situ. Ada panjat-panjatan, jembatan goyang, jalan di tali, ayunan, dan perosotan.

Selain itu ada jug kuda tunggang yang bisa dinaiki secara gratis. Sayangnya Grace masih takut naik kuda.

 Kids clubnya juga mengecewakan. Kecil dan mainannya terlihat kotor. Padahal saya sudah ngebayangi kids club super kece kayak di Novus Giri kemarin.

Overal, saya sih kurang suka yah sama Novotel. Mendingan Novus jauh deh. Atau mending pilih Aston Bogor kalau senang berenang.

Kamarnya cukup luas. Sayangnya kami kehabisan yang single bed dan ternyata twin bedanya fixed ga bisa digeser jadi satu. Untung ada sofa bed yang kasusnya bisa diturunin ke bawah. Jadilah Grace tidur disitu. Kalo gak takut gelinding bok
Main di daerah outdoor
Foto bertiga selesai sarapan. Tebak yuk siapa yang belum mandi :p
Siangnya kami makan siang di pasar Ah Poong. Sayangnya hujan, jadi kami ga sempat lihat-lihat lebih jauh ke dalam dan udah males foto-foto juga. Next time deh ya. Saya juga masih penasaran pengen nginep di W Hotel Rancamaya #kodebuatsuami Tapiiiiii, nanti aja kalau Grace udah gedean dan gak terlalu jealous sama dedeknya deh.

Kemarin kami sempet stress di mobil dalam perjalanan pulang karena Grace kecapekan tapi menolak tidur siang. Yang ada jadi rewel, teriak-teriak dan nangis-nangis. Apa yang dia dan saya lakukan jadi serba salah. Mana ditambah Theo pup super banyak pula. Heboh plus bau deh jadinya, lol. Perjalanan yang tak terlupakan buat saya. LOL.

Foto berempat sebelum pulang
 

20

Iri

Posted on Thursday, October 20, 2016

Sejak sebelum hamil Theo, saya sudah sering mendengar cerita tentang kecemburuan kakak terhadap adiknya. Mau yang usianya beda sedikit ataupun beda jauh, yang namanya cemburu itu kemungkinan besar pasti ada. Makanya, sejak tau kami hamil lagi, saya selalu memberi tahu Grace tentang sosok seorang adik.

Grace berusia 2 tahun. Tapi dasar anaknya pintar, pertanyaan pertama yang dia tanyakan adalah "dedeknya cewe yah?". Ketika itu kami sedang berharap dapat anak laki-laki, maka kami sering bilang "semoga cowok ya Grace biar sepasang". Grace pun langsung bilang gak mau, maunya dedek cewek ajah.

Kami selalu ajak Grace kekunjungan rutin check up. Kami selalu bilang kalau kita mau pergi lihat dedek, dan Grace selalu excited. Pas usia kandingan saya 4 bulan, dokter bilang kita lagi intip "anu"nya dedek nih. Wah bener dapat anak laki-laki. Papanya seneng banget, tapi Grace malah menggerutu di depan dokter kalau maunya dedek cewe aja. Saat itu terlihat lucu, ya namanya anak 2 tahun yah. Tapi siapa sangka kalau dia serius maunya dedek cewe aja.

Setelah tau dedeknya cowo, Grace terlihat kurang suka sama sang janin. Dia bia tiba-tiba pukul perut saya. Ketika ditanya kenapa mukul mama? Dia bilang kalau dia ga suka sama dedek, karena dedek cowo. Terus pernah sekali dia bilang kalau dedeknya ntar mau dibuang ke tong sampah aja.

Jelas saya sedih dengernya. Tapi ya saya maklum, mungkin dia sudah mulai ada perasaan cemburu sama dedeknya yang masih di perut itu.

Saya dan Tomo terus bilang ke Grace supaya sayang dedek, cium perut mama, elus-elus, dsb. Ya kadang anaknya mau kalau lagi manis. Tapi kadang juga gak mau kalau lagi jelek moodnya.

Setelah dedeknya lahir, awalnya dia bersikap acuh tak acuh, tapi lama kelamaan, seiring perhatian saya yang sering terpecah, dia mulai acting up. Seringnya sih nangis ketika saya nyusuin dedeknya di jm dia mau tidur, teriak-teriak sambil suruh saya stop nyusuin. "Dedek ga bole nyusuu", "mama ga boleh nyusuin dedek", "nyusuinnya udah aaaahhh", sambil berurai air mata.

Saya kadang tetap nyusuin walaupun dia teriak. Maksud saya, Grace harus paham kalau saya harus nyusuin Theo. Saya gak mau kasih botol ke Theo yang nantinya malah jadi kebiasaan. Kasihan Grace.

Pernah juga dia berusaha pukul dedeknya yang lagi nyusu. Kami tahan tentunya, yang bikin dia tambah teriak-teriak karena stress.

Padahal ya, kalau lagi ga menyusui saya berusaha main sama Grace lebih sering loh. Tapi ya, moment sebelum tidur sepertinya tidak mau dibagi dengan yang lain, hanya mau dikelonin sama saya.

Akhirnya saya selalu usahakan untuk Theo nyusu lebih dulu sebelum Grace masuk kamar tidur. Tapi kadang susah juga karena nidurin Grace itu lama, masuk kamar jam 9, bisa baru tidur jam 11 malam. Ya Theo keburu laper lagi ~_~.

Bulan lalu, sebelum tidur Grace sering sekali minta pipis. Awalnya setengah jam sekali, lalu 20 menit sekali, dan beberapa hari setelahnya bisa per-5 atau 10 menit dia minta pipis. Kami takut kalau Grace kena anyang-anyangan. Tapi anehnya pipisnya selalu keluar dan terlihat lumayan banyak. Sampai kami penasaran dan tampung pipisnya di potty. Ternyata setiap pipis, pipisnya cuma 10 sampai 30 ml, dikit sekali walaupun pasti keluar. Lumayan bikin saya dan Tomo stress karena semalam bisa sampai 20x bolak balik wc dalam waktu 2 jam -_-".

Esoknya kami ke dokter urolog. Hasilnya? Ada infeksi external yang bisa dilihat dengan mata, yaitu kemerahan di daerah kemaluannya. Dikasih antibiotik untuk 2 hari. Sembuh, kemerahannya hilang, tapi pipis-pipisnya masih. Kami sampe capek dan kadang emosi juga tiap beberapa menit minta pipis. Capek kan jongkok bangun bukain celananya.

Konsul dengan dokter urolog lagi dan disuruh tes urin. Hasilnya? Normal semua. Lega sekaligus curiga. Kayaknya ada yang gak bener nih...

Besoknya kami ke dokter anak langganan di RS Carolus. Ceritain semua masalahnya dan juga kondisinya yang baru punya dedek. Dokter periksa dan dia bilang kalau Grace sehat. Masalahnya sepertinya adalah dipikiran. She is seeking for attention, kata dokternya. Percaya gak percaya loh anak 3 tahun bisa acting kayak gini. I mean. Siapa yang ngajarin???

Memang bisa ya dok anak segini acting pipis-pipis untuk cari perhatian?

"Oh, jangan salah. Anak segini biasa kita sebutnya drama queen," kata si dokter.

Ternyata dia pernah menemukan beberapa kasus seperti ini. Waktu itu kasusnya adalah keponakan dokter kandungan saya. Sama, baru punya adik juga. Tapi karena keluarganya punya USG, jadi sebelum dan sebelah pipis dia di USG. Hasilnya, dia pipis, tapi gak dikeluarin semua. Kantong pipisnya masih penuh. Dia bisa atur supaya gak pipis sekaligus supaya bisa pipis terus. Amahzing ya otak bocah itu. Sampai bisa mengatur strategi seperti itu!

Akhirnya ya gak dikasih obat apa-apa sama dokter. Beliau hanya menyarankan untuk spend kore time bertiga aja seperti sebelum adiknya lahir. She needs that. Coba refreshing pergi ke tempat yang jauh. Suruh Grace latih tahan pipisnya di jalan. Kalau dia maksa pengen pipis, sediain plastik aja, kalau gak mau ya suruh dia belajar tahan.

Sepulang dari dokter kami langsung praktek ke mall. Selama di mall grace beberapa kali minta pipis, tapi kami suruh tahan sambil alihkan perhatiannya. Lumayan, bisa tahan pipis jadi sejam sekali.

Weekend besoknya kami ajak Grace lihat ikan di Seaworld. Selama di sana, Grace blas gak minta pipis sama sekali, sampai saya yang harus ajak dia pipis. Terbukti kan kalau selama ini Grave tuh gak sakit, cuma cari perhatian papa mamanya saja.

Saya melihat kejadian ini bukannya kesal karena Grace jadi drama queen, tapi malah kasihan. Ternyata Grace beneran tertekan dengan kehadiran dedeknya. Mana semua orang berharap Grace jadi lebih dewasa dan bisa langsung sayang sama dedeknya kan.

Mungkin posisi Grace bisa dibayangkan sama kayak kalau tiba-tiba suami kita bawa pulang istri baru yang lebih imut dan lebih muda. Semua orang yang datang memuji-muji istri baru itu sambil kasih hadiah. Istri lama diharapkan mau berbagi suami dan langsung sayang sama istri baru. Ya jelas susah dong...

Setelah kejadian itu, malamnya, sambil nahan Grace yang masih terpipis-pipis, saya bilang sama Grace kalau mama sayang sama Grace. Walaupun ada dedek Theo sayang mama gak berubah. Mama minta maaf kalau mama suka emosi sama Grace karena mama suka kecapekan. Saya bilang itu sambil meluk Grace yang masih pengen pipis, lalu bilang pipisnya coba ditahan sampai besok pagi yah karena dari tadi pipisnya udah banyak. Mama sayang sama Grace, ga mau lihat Grace pipis terus. Akhirnya dia tertidur dipelukan saya. Sebelumnya dia bilang, "Ges pipisnya besok aja ya ma".

Duh jadi sedih lagi :p

Setelah malam itu, bisa dibilang keadaannya lebih membaik. Sekarang tiap malam kami berdoa bersama memohon agar Grace dan Theo bisa saling menyayangi satu sama lain.

Sekarang Grace sudah sembuh dan mulai terlihat sayang sama dedeknya. Ya ada kejadian beberapa kali dia isengin dedeknya, tapi masih dalam tahap wajar.

Kita sama-sama belajar ya nak. Grace belajar sayang sama dedek, mama dan papa belajar memahami kebutuhan Grace, dan berbagi waktu serta kasih sayang kepada Grace dan Theo secara merata. Semoga Tuhan menerangi jalan kita semua agar menjadi keluarga yang rukun dan harmonis. Amin.

Akhir kata, ternyata punya adik begitu toh rasanya (baru paham karena saya anak tunggal).