28
Teknologi kepo
Posted on Thursday, February 27, 2014
Baru-baru ini kantor saya pindahan ke gedung baru, alias
bener-bener gedungnya baru gres jadi. Nah gedung ini bisa dibilang modern
banget (eh, apa gedung lama yg kuno yah?). Suasana gedung lama dan baru
kira-kira begini nih:
Gedung lama
Begitu masuk setelah melewati pintu otomatis kita akan
disambut sama bapak satpam dengan alat dan pintu metal detector. Posisi ini
membuat pintu otomatisnya kadang terbuka terus bila ada antrian (ya antrinya
aja pas di pintu kok).
Setelah melewati lobby, untuk masuk ke lift area kita
disambut sama bapak satpam lagi dan kita harus melewati pintu kecil lagi.
Maksud pak satpam mejeng di depan lift adalah supaya tamu bisa lapor dulu
sebelum masuk ke lift area.
Masalahnya adalah satpamnya cuma satu dan dengan
meja kecilnya yang muat untuk satu orang duduk saja itu sering kali membuat
tamu harus antri untuk menukar kartu pass. Dan antriannya pas banget disamping
pintu jadi kalau lagi rame mereka akan menghalangi orang-orang yang bukan tamu
yang mau langsung masuk ke lift area.
(Lucunya kartu pas ini sebenernya gak ada
guna juga sih soalnya mau masuk ke gedung ya cuma lewatin pak satpam itu. Gak
ada pintu yang masuknya pake kartu akses, jadilah orang bisa selanang-selonong
masuk juga kalo gak lapor).
Lift-nya standar, tekan tombol naik/turun, bila
liftnya kebuka baru tekan lantai yang dituju di dalam lift.
Toiletnya juga masih
standar dimana flush dan washtafelnya masih menggunakan tombol/knob manual.
Gedung baru
Satpam dengan pintu metal detector ada sebelum automatic
door. Ini lebih bagus karena pintu otomatisnya jadi tidak terbuka terus.
Lalu
disambut dengan meja panjang seperti di lobby hotel berisikan mbak-mbak (2
orang doang sih) berpakaian rapih ber-blazer dan cantik-cantik untuk menyambut
tamu dan menukarkan kartu pass.
Setelah itu untuk masuk ke lift area kita harus
melewati pintu yang keluar-masuknya harus menggunakan akses kard / kartu pass untuk tamu.
Untuk menuju lantai
yang kita mau, kita harus menekan angka lantainya diluar lift. LCDnya lalu akan
menunjukan lift mana yang akan membawa kita kesana. Begitu masuk lift hanya
lantai yang dipilih dibawah lah yang akan dituju, alias kita tidak bisa memilih
lantai lagi begitu kita sudah masuk ke dalam lift.
Toiletnya sudah modern,
dilengkapi dengan automatic flushing (yang akan ngeflush setelah kita
meninggalkan toilet) dan washtafel yang akan mengalirkan air bisa kita letakan
tangan dibawah pancuran airnya *pancuran air, Mel?* *ya gitu deh
pokoknya*.
Nah, awalnya saya seneng dong melihat teknologi baru
(menurut saya sih baru ya) kayak gini. Tapi lama-lama ihhhh kok reseh yaaa.
Bayangkan kejadian kayak gini. Pagi-pagi, hujan, jalanan
macet, becek, alhasil telat ngantor. Buru-buru masuk ke gedung baru, gesek
akses kard tapi malah eror. Berkali-kali tetep eror. Setelah diomelin sama
orang belakang dan panggil satpam, baru deh tau kalau mau gesek kartu badan
kita tidak boleh terlalu maju ke pintunya. Kalau terlalu maju, si sensor kepo
akan menganggap manusianya sudah lewat dan pintu akan langsung tertutup sebelum
terbuka (nah loh, bingung gak lo?). Jadi kita harus sabar gesek pelan-pelan,
setelah pintu terbuka baru deh majuin badan n melangkah masuk -_-“.
Setelah masuk ke lift area kita tekanlah lantai yang dituju.
Ok sip, diarahkan ke lift A. Lah tapi ini orang beda-beda lantai kenapa
diarahkan ke lift A semua ya? Lift A terbuka, semua orang masuk, liftnya mulai
penuh. Sebelum kita sempet masuk tiba-tiba *DING* lift B terbuka.
Otomatis kita mau masuknya ke lift B dong, wong udah kebuka begitu.. eh tapi
tapi.. kan di dalam lift gak bisa milih lantai, sedangkan si operator lift kepo
otomatis sudah memilihkan lift A untuk kita. Mau-gak-mau kita berhimpitan masuk
ke lift A, bersabar saat lift berhenti satu-satu di lantai yang lebih rendah
dari yang kita tuju sambil ngebayangin naik lift B yang bisa langsung menuju
lantai kita andai saja liftnya masih manual -_-“.
Udah? Lanjut.
Karena tadi hujan, maka kita akan ke toilet dulu untuk
membersihkan diri. Masuk ke kubikel toilet beres-beresin baju agak lama maka si
toilet kepo akan berkali-kali ngeflush (ya karena kita goyang kanan goyang kiri
ngerapihin baju, yang mana dibaca sama toilet kepo kalau kita sudah keluar dari
toilet). Setelah annoyed berkali-kali ngeflush (ya kali dikira kubikel sebelah
kita pup pagi-pagi secara ngeflush mulu), kita mau ngerapihin make-up dulu
dong. Jadilah tas dan barang bawaan kita letakkan diatas washtafel. Karena
buru-buru gak sengaja tas kita kesenggol dan jatoh ke atas washtafel. Pas mau
ambil tasnya, tangan kita tanpa disadari berada dibawah pancuran air washtafel.
Apa yang terjadi? Si washtafel kepo mengucurkan airnya ke atas tas Birkin
(ngarep.com) kita.
The End.