March 2014

Banyak yang mau di ceritain di edisi Grace 4 bulan ini. Pertama seperti biasa perkembangannya. Kedua babtisannya. Dan ke tiga edisi pamer foto karena di ulbulnya yang ke-4 Grace jadi foto model! (Maksudnya dibawa untuk foto studio gituh, maklum mamanya narsis haha)

Perkembangannya

Berat = 7.8 kg

Panjang = 64.5 cm

(karena tgl 23 mau di foto jadi ke dokternya diundur minggu depan. Takut anaknya lemes abis di suntik)

Yang pasti anaknya tetep gembul seperti foto dibawah ini ^__^

Odong-odongnya udah gak muat

Di 4 bulan ini jam tidur Grace berhasil diputer, siang main, malem tidur, mama happy :) Eh tapi kok semingguan ini setiap kali mau tidur malem (jam 6 sorean) Grace pasti nangis heboh sampe nafasnya tersenggal-senggal dan keluar keringet banyak. Ya iyalah soalnya nangisnya bisa sampe 1 jam dan sambil gerak-gerakin seluruh badannya. Digendong gak mau, di taro di kasur maunya tengkurep sambil terisak-isak persis kayak anak lagi ngambek. Kadang diemnya setelah digendong sama susnya, kadang ketiduran sendiri sambil tengkurep, yang pasti durasi nangisnya lebih dari 30 menit >_< Whyyy?

Setelah adegan tangisan anak tiri, biasanya dia tidur lelap banget sampe pagi. Nah barusan ini nih, tepat tanggal 22 maret Grace tidur dari jam 7 sampe jam 10 malem, minta susu, dan tidur lagi dari jam 10 sampe jam 4 pagi tanpa minta susu. Apakah itu bisa dikategorikan sleep thru’ the night? Hehe. Saya kira cuma karena dia kecapean aja eh tapi besokannya juga begitu. Tapi malam ini dia bangun dua kali (jam 10 dan jam 2) minta susu. Hmm.. let’s see besok ya..

Kalo dulu dia sering kebangun tengah malem untuk pup lalu sulit tidur lagi, sekarang kadang jam 3 atau 4 ya pup juga. Bedanya sekarang abis pup dia teler lagi. Tinggal digeletakin dikasur sambil dipeganing tangannya atau di gendong sebentar bisa tidur sendiri. So far masih ASI sih jadi pupnya masih 2-3 kali sehari.

Grace semakin ngenalin orang dan tambah gampang diajak ketawa. Kebanyakan ketawanya adalah tawa tanpa suara, jadi mangap-mangap sambil nyengir doang gitu. Ketawa sampe terkekeh-kekeh itu cuma kalo liat papanya ngelawak (pake expresi yg sulit dijelaskan dengan kata-kata) dan kalo saya cium-cium kupingnya sampe dia kegelian.

Gerakan dari terlentang ke tengkurepnya semakin lancar. Cuma dalam hitungan detik dia udah bisa tengkurep walopun tangannya masih sering ketinggalan satu kejepit dibawah dada. Dalam tidurpun sesekali udah bisa tengkurep sendiri walopun blom bisa balik ke posisi terlentang (mungkin karena kasurnya sempit kali ya).

Kalo di bulan ke-3 kemarin Grace belum bisa menggenggam, sekarang sudah mulai belajar menggenggam. Kalo digendong pasti megangin baju yang gendong erat-erat dengan kedua tangan (takut jatoh ya nak?). Dan mulai bisa menggegam teethernya walopun masih sering jatohnya haha.

Di bulan ke-4 ini Grace mulai dikenalkan kepada buku. Karena dia demen banget sama boneka panda, jadilah papanya beliin dia buku tentang panda =). Sejak rekoleksi babtis kemarin Grace juga mulai dibacain Alkitab loh yang dimulai dengan Kitab Amsal (biar pinter kata papanya).

Babtisannya

Tanggal 15 Maret 2014 Grace bersama ke 30 anak lainnya di babtis di gereja Santo Thomas Rasul. Yoi bok 30 anak lainnya! Banyak yaaaahh. Maklum, bulan lalu gerejanya kebanjiran jadi terpaksa deh digabung sama yang babtisan bulan ini.

Intermezo dikit.

Berhubung ada 31 anak yang dibabtis, saya khawatir dong kalo gerejanya bakalan rame karena anak nangis satu bakalan nangis semua. Eh ternyata ngga loh, yang nangis ya nangis, yang tidur mah tidur, yg maen ya maen hahaha.

Grace sendiri awal dateng hepi-hepi dan banyak senyumnya. Ni anak emang demen keramaian. Semakin rame semakin hepi dia. Ditengah misa mulai bosen karena kebanyakan duduk. Pas dibawa kedepan mau diberi air suci mulai mewek-mewek dikit, eh pas disiram air dia malah seneng hahaha. Emang dasarnya ni anak demen mandi, disiram air dikepala dikirain mau mandi kali ya? Abis kena air, saya timang sebentar eh anaknya molor sampe akhir misa (kebiasaan abis mandi bobok?). Diakhir misa ada foto bersama Romo, mau dibangunin kasian (dan takut anaknya ngamuk juga sih) jadilah dibiarin dia tidur. Ehhh pas udah mejeng di depan dan siap di foto anaknya bagun dongggg. HOREE.. Akhirnya dapet foto dengan tampang baru tidur. LOL.

Happy Christening Baby Grace. Semoga menjadi anak Tuhan yang baik yaaa :)

Edisi pamer foto studionya

Yang ini nyusul aja ya ceritanya, soalnya fotonya masih belom selesai di edit..

Ini deh saya kasih sneakpeaknya buat yang penasaran *ya kale ada yg penasaran*  *alasan, padahal emaknya udah gak sabar pengen pamer*

stay tuned for more photos! wkwkwkwk..

Hari minggu tanggal 9 Maret kemarin saya, Tomo dan kakaknya Tomo pergi rekoleksi untuk babtisan Grace minggu depannya (postingannya terpisah ya). Saya kira acaranya bakalan membosankan, eh ternyata ngga sama sekali loh. Malah saya pikir amat sangat berguna banget apalagi buat ibu-ibu dan bapak-bapak baru. Penting nih dibaca-baca kalo ada yang lagi sebel sama anak gara-gara anaknya lagi bandel :)

Mengurus anak itu harus berdua, bukan mamanya aja atau papanya aja

Jangan pernah bilang “itu urusan kamu” kalau soal anak ya. Bikinnya aja bareng, ngurusnya juga ya harus bareng dong. Mama dan papa tanggung jawabnya sama besarnya kalau soal mendidik anak. Para pria jangan hanya mementingkan uang dan materi dalam membesarkan anak. Memang uang perlu (banget) untuk masukin anak ke sekolahan bagus, tapi selain dari itu anak lebih membutuhkan waktu / quality time bersama ayahnya.

Anak itu pintar dan otaknya berkembang pesat dari dia umur 0 sampai dengan 6 tahun

Otak anak dari 0-6 tahun itu benar-benar seperti sponge. Tanpa perlu diajari mereka akan bisa sendiri belajar bahasa ibunya. Tidak masalah kalau anak dari lahir diajarkan beberapa bahasa, misalnya mamanya ngomong Indonesia, papanya bahasa inggris, mereka akan otomatis bisa. Asalkan bahasanya tidak di campur-campur per kalimat ya. Belajar musik juga lebih baik sejak dini, karena semakin tua semakin susah menyerapnya.

Nah, permasalahannya adalah sponge itu tidak dapat memfilter mana yang baik dan mana yang buruk, makanya para orang tua harus hati-hati. Kalau anak sampai diajarkan yang tidak baik baik sengaja maupun tidak sengaja, maka hal yang buruk itulah yang akan masuk ke otak mereka.

Ajarkan mereka untuk meminta maaf

Penting sekali untuk orang tua agar tidak memarahi anak di depan publik. Anak kecil pun punya harga diri. Apabila anak salah, panggillah mereka ke kamar untuk bicara face to face. Pandang mata mereka dan jelaskan kenapa mereka salah. Yakinkan mereka mengerti kalau papa/mama tidak marah melainkan memberi tahu karena papa/mama sayang sama mereka. Ajak anak bicara sampai matanya mengatakan “ya saya salah dan saya minta maaf”.

Orang tua harus sabar dan jangan malu untuk minta maaf apabila salah

Ya orang tua juga bukan mahluk sempurna, kadang kitapun bisa lepas kendali dan marah-marah ke anak. Apabila kita salah kita harus minta maaf supaya anak tau cara minta maaf. Gimana anak bisa minta maaf kalau orang tuanya sendiri tidak mencontohkan kan? Selalu ingat bahwa anak akan selalu mencontoh orang tuanya.

Ajarkan anak membaca buku sejak dini

“Suatu hari, seorang putri bernama Ana sedang bermain di halaman istananya yang megah dan luas”, anak akan membayangkan istana yang megah dan luas, penuh dengan bunga-bunga berwarna-warni..

“Lalu putri Ana bertemu dengan seekor kodok yang dapat bernyanyi”, anak akan membayangkan seekor kodok hijau muda, kecil, bermata belok, melompat-lompat sambil bernyanyi..

Ya, itulah yang akan terjadi bila anak membaca/dibacakan buku cerita. Imajinasinya akan terbuka luas dan otak mereka akan menjadi lebih kreatif. Sering-seringlah ajari mereka membaca buku. Buku beneran lebih baik daripada buku digital yang ujung-ujungnya nanti malah maenan Angry bird (eh, masih trend gak sih?). 

Batasi menonton karena mereka akan menjadi pasif. Jaman sekarang banyak lho anak yang telat bicara sampai harus di speech theraphy karena dari kecil dibiasakan nonton TV (true story nih, keponakan Tomo telat ngomong dan kata-kata pertamanya adalah "FISH" gara-gara setiap hari diputerin Finding Nemo -_-“).

Ajak anak mengenal Tuhan dan biasakan anak pergi ke Gereja (atau tempat ibadah lainnya sesuai kepercayaan masing-masing)

Ajari juga anak membaca Kitab Suci. Mereka harus tau bahwa Tuhan itu maha besar dan ajarkan mereka untuk mencintai Tuhan melebihi apapun. Apabila mereka cinta dan takut kepada Tuhan maka kita akan tenang nantinya karena apabila mereka mau berbuat hal buruk mereka tau akan ada Tuhan yang maha melihat. Orang tua bisa gak tau, tapi Tuhan selalu tau.

Sirami anak dengan pujian dan kata-kata positif

Tanpa kita sadari, dari 10 perkataan negative yang kita tujukan kepada anak dalam sehari hanya satu kata positifnya.

Coba deh pikir, berapa kali dalam sehari ini kalian sudah memarahi anak. Contoh: Makannya jagan dibuang-buang kebawah, kotor! Jangan diberantakin legonya! Dan berapa kali kita telah memuji anak dengan perkataan baik. Contoh: Dedek pinter yah makannya, Bagus sekali tower legonya. 

Penelitian oleh Dr. Masaru Emoto membuktikan bahwa air yang diberi kata-kata positif, apabila dilihat dibawah microscope, akan menghasilkan kristal indah dibandingkan dengan air yang diberi kata-kata negatif (http://www.masaru-emoto.net/english/water-crystal.html). Kalau air saja bisa demikian apalagi anak manusia toh? Tubuh kita terdiri dari 70% air, maka apabila anak diberikan kata negatif maka air di dalam tubuh akan membentuk pola negative juga. Sirami anak kita dengan kata-kata positif maka mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang positif. Puji dulu baru diberi tahu.

Jangan pernah meremehkan pertanyaan anak

Misalnya anak datang bertanya ke mamanya, “mama.. kenapa langit warnanya biru..” dan mamanya menjawab, “mama lagi sibuk, sana tanya mbak.” Sekali, dua kali, tiga kali… lama-lama anak ini akan berasumsi kalau mau bertanya tanya ke mbak saja karena mama sibuk. Waaah iya kalau mbaknya pinter.. kalau ngga.. ci-la-ka.

Contoh lain, ada anak datang ke papanya yang baru pulang kerja. Kebetulan papanya ini lembur dan kena macet. Anak ini hanya ingin dipangku dan dibacakan buku cerita. Baru satu atau dua halaman papanya capek dan akhirnya bilang “papa capek, kamu dibacain mbak aja ya”. sekali – dua kali, lama-lama anak akan berasumsi kalau papa pulang kerja papa capek. Jangan ganggu papa. Begitu papanya sadar kalau anaknya tidak pernah main dengan dia, anaknya sudah gede.. jangankan main sama papanya, yang ada nanti anaknya kelayapan sama temennya gak tau kemana.

Intinya, jangan sekali-kali meremehkan hal kecil. Hal kecil buat kita bisa menjadi hal besar untuk anak.

Refleksi diri

The thing that slap me in the face most adalah waktu si ibu bilang “anak dari dalam perut itu udah tau loh penolakan. Jadi apabila ada ortu yg bilang begini di awal kehamilan, “aduh aku blom siap punya anak (lagi)”, “aduh kok cowo/cewe lagi sihh”, itu harus hati-hati dan kalau bisa berdoa dan minta maaf. Karena tanpa disadari bisa jadi anaknya dalam bawah sadar menjadi anak yang penakut/introvert gara-gara adanya penolakan tsb.

Kenapa kok slap me in the face? Soalnya dulu ceritanya saya mau jaga kandungan di awal-awal nikah supaya bisa keliling dunia dulu, bungy jumping dulu, skiing dulu di New Zealand.. malah saya sudah beli tiket ke Singapura rencana mau ke Universal Studio sebelum tau kalau saya hamil seminggu sebelum kami berangkat. Saat itu perasaan saya happy tapi sempet mikir “loh kenapa sekarang sih, kan saya masih pengen main”. Malah pada saat itu kalau ditanya orang “hamil ya?” saya pasti jawabnya “iya nih” dengan embel-embel “kecelakaan” :(

Semoga anak saya gak merasa ditolak ya karena waktu awal-awal saya shok. Sekarang saya bersyukur banget kok dikaruniai anak gak lama setelah menikah, apalagi kalau melihat banyak orang yang pengen punya anak tapi belum dikasih. Kayaknya saya harus semedi dan berdoa dulu nih minta maaf sama Tuhan dan sama anak saya :)

Menurut saya sifat manusia di dunia ini dibagi menjadi 3 tipe: manusia yang selalu kepagian (in-time), manusia yang on-time, dan si tukang telat (out-of-time?).

Yang di maksud dengan in-time adalah manusia yang gak-enakan kalau telat. Jadi mereka selalu datang diawal ketika janjian. Lebih rela menunggu daripada harus ditunggu.

Sedangkan manusia on-time adalah manusia yang mepet waktu. Gak mau kepagian juga gak mau telat. Dateng selalu dipas-pasin sama jam janjian. Jeleknya ya kalo tiba-tiba ada hal mendadak / kena macet pasti jadi telat.

Si tukang telat mah gak usah dijelasin lagi ya. Gak tau apa yang disibukin tapi kalo dateng selalu telat dan (betenya) gak pernah merasa gak enak sama yang nungguin.

Dari kecil saya hidup sama kedua orang tua saja, gak punya kakak adek. Nah nyokap saya orangnya sangat in time sekali, sedangkan bokap senengnya telat. Nyokap pernah cerita kalo waktu kecil kami pernah (bahkan sering) ketinggalan kereta ke Jawa.. apalagi kalo bukan gara-gara bokap.  Sedangkan bokap sering ngomel kalo nyokap senengnya buru-buru dan akhirnya selalu kepagian sampai di tempat.

Di tengah pasangan in-time dan telat, saya adalah orang yang on-time. Saya paling males nunggu (karena takut dikira orang gak ada kerjaan?) dan juga paling males dibuat nunggu. Kalau teman janjian saya telat bisa-bisa saya telponin terus atau tinggal sekalian. Moto saya, kalo gak penting-penting amat lebih baik batal daripada nungguin si tukang telat. Time is precious.

Nah, bayangin gimana hebohnya kita bertiga kalau mau pergi bareng.

***

Contoh kasus kalo mau pergi kondangan. Jam 7 acara mulai, perjalanan kira-kira 30 menit – 1 jam deh tergantung traffic.

Jam 4.

Nyokap: mulai grasak-grusuk nyari ini itu, beresin ini itu, dll
Bokap: belom pulang dong
Saya: masih leha-leha baca blog / nonton / molor

Jam 5.

Nyokap: "MANDIIIII!!! Ayo siap-siap.. nanti telaaaaat!!!"

Bokap : "Nanti, masih lama. Papa mau tidur dulu."

Saya: "Iya, masih kepagian.."

Jam 5.30.

Nyokap: *udah mandi nyaris selesai dandan* "Ayoooooo mandiiiiiiii, nanti maceeeeeeeeet!"

Bokap: *Grrrrroooooookk groooooookkk* -masih ngorok.

Saya: Mulai mandi dan siap2.

Jam 6.

Nyokap: udah siap dan udah bertengger di ruang keluarga siap berangkat. Biasanya dia udah siap berangkat sendiri kalo bokap gak bangun-bangun juga (sadis emang)

Bokap: baru bangun tidur, masih ngulet-ngulet santai.

Saya: masih dandan mulai lari terkibrit-kibrit nyari aksesoris, nyari tas, nyari sepatu.

Jam 6.15.

Nyokap: senewen tingkat tinggi. Mulai ngambil kunci mobil / panasin mobil.

Bokap: baru selesai mandi, tetep masih santai.

Saya: udah di ruang keluarga dong dan mulai senewen juga. Mulai tereak "papaaaaaa papaaaaaaa, udah mau ditinggal mama lohhhhhhhh"

Jam 6.30.
Semua sudah di mobil. Mama ngomel karena takut telat. Papa diem. Saya senang karena akhirnya on-time (haha)

***

Contoh lain kalo janjian ketemu di mall.

Saya: muter-muter lihat-lihat tempat lain sambil terus ngeliatin jam. Kurang 5 menit baru deh jalan ketempat janjian.
Nyokap: Udah asih nunggu di tempat janjian walopun masih sejam lagi janjiannya.
Bokap: asik muter-muter liat tempat lain sampe lupa waktu dan akhirnya telat juga dateng ke tempat janjian xD.

***
Antara si in-time dan si out-of-time saya lebih mending yang mana? Gak dua-duanya deh! Menurut saya datang kepagian itu buang-buang waktu. Dikala seharusnya masih bisa ongkang-ongkang kaki di rumah malahan bengong di ruang tunggu. Sedangkan kalo telat juga gak enak dong sama yang nungguin, atau malah harus lari-lari karena takut di tinggal (kalo mau pergi).

Nah ceritanya jadi beda setelah nikah dan dapet Tomo yang extra-extra-In-time, alias selalu kepagian *ditebelin pake garis bawah*, yang mana dia lebih rela nunggu 2 jam daripada telat 10 menit >_<. Kayaknya dia capek kali ya setiap kali buru-buruin saya, ditambah dengerin saya ngomel di ruang tunggu =D.